Selasa, 25 Oktober 2011


   Tuhan Allah tidak menciptakan wanita dari kepala laki-laki untuk dijadikan atasannya. Tidak juga Tuhan Allah menciptakan wanita dari kaki laki-laki untuk dijadikan bawahannya. Tetapi Tuhan Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk laki-laki, dekat dengan nganya untuk dilindunginya, dan dekat dengan hatinya untuk dicintainya.

   Tuhan Allah tidak menciptakan wanita sebagai komplementer atau sebagai barang substitusi apalagi sekedar objek buat laki-laki. Tetapi Tuhan Allah menciptakan wanita sebagai teman yang mendampingi hidup Adam dikala kesepian di surga. 

   Juga Tuhan Allah menciptakan wanita sebagai pasangan hidup laki-laki yang akan menyempurnakan hidupnya, sekaligus penerus lahirnya generasi baru, disamping tunduk dan beribadah kepada Tuhan Allah tentunya.

   Tetapi mengapa tetap saja ada laki-laki yang tunduk di bawah kaki wanita. Mengemis cintanya, berharap kasih sayangnya dengan menggadaikan kepemimpinan, bahkan kehormatan dan harga dirinya.

   Wanita dipuja bagai dewa, disanjung bagai Dewi Shinta, yang banyak menyebabkan laki-laki buta mata, buta telingga, bahkan buta mata hatinya. Namun ada juga yang menganggap rendah wanita. Wanita dinista, dihina. Kesuciannya dijadikan objek yang tidak bernilai harganya. Tenaganya dieksploitasi bagaikan kuda. Kelembutannya dijadikan transaksi murahan yang tak seimbang nilainya.

   Wanita dijadikan sekedar pemuas nafsu belaka, bila habis madunya, dengan seenaknya di buang ke keranjang sampah, atau dianggap sandal jepit yang tak berguna.

   Seandainya wanita itu adalah ibu mu, kakak atau adik perempuan mu, dan anak mu, relakah kamu melihat mereka menjajakan diri di gelapnya malam yang mencekam. Relakah kamu melihat mereka membanting tulang mengumpulkan ringgit atau real dengan mayat terbujur kaku sebagai resikonya?

   Seandainya wanita itu adalah ibu mu, kakak atau adik perempuan mu, dan anak mu, relakah kamu  membiarkannya seperti seonggok jasad hidup yang tidak memiliki nilai guna?

   Seandainya wanita itu adalah ibu mu, kakak atau adik perempuan mu, dan anak mu, relakah kamu membiarkannya beringas, liar, ganas, tidak berpendidikan, bodoh, dunggu, hanya karena ketidakmampuan ayah memberi nafkah, karena ketidak mampuan kita medidik dan mencintainya, karena ketidakmampuan kamu melindunginya, sebagaimana Tuhan Allah menciptakan wanita dari tulang rusuk laki-laki, dekat dengan lengannya untuk dilindunginya, dekat dengan hatinya untuk dicintainnya.

   Ia tetap wanita, yang diciptakan Tuhan Allah dengan segala kelebihan dan kekuranganya. Tidak bisa manusia dengan akalnya yang kerdil ini mengganti kedudukannya apa lagi fitrahnya.
 
    Ia bagaikan sekuntum bunga terpelihara, tidak semua kumbang bisa menghisap madunya. Lemah lembutlah dalam memperlakukannya, karena kalau tidak, ia bisa seganas srigala.


0 comments:

Posting Komentar

Subscribe to RSS Feed Follow me on Twitter!